Selamat Datang di blog AGORA
go to my homepage
Menuju Halaman AGORA

Selasa, 18 Oktober 2011

Teknologi Terbarukan, Solusi Krisis Energi RI


NUSA DUA - Sejumlah daerah di Indonesia kini mulai tertarik mengembangkan Smart Hydro Energy (SHE) yakni teknologi alternatif terbarukan sebagai penghasil energi listrik yang diklaim ramah lingkungan dan bebas emisi.

Teknologi terbarukan yang diciptakan James Kwok, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat namun kini menjadi warga negara Australia itu, sejak 2009 terus dikenalkan ke publik Tanah Air. Daerah yang telah menerapkan teknologi tersebut seperti Jawa Timur, Sumatra Selatan, Riau, Batam dan Kalimantan Timur baik untuk skala perumahan hingga industri.

"Teknologi ini sebagai jawaban atas krisis energi di Indonesia karena tidak perlu sumber daya alam cukup dengan memanfaatkan air," ujar Kepala Bidang Operasional PT Inter Pacific Energy Rudy Hartajo di sela "World Renewable Energy Congress" di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2011).

Dia menjelaskan, air tawar yang telah ditampung untuk menggerakkan generator kemudian menciptakan angin yang akhirnya bisa menghasilkan energi listrik. Pendek kata, lewat sirkulasi air itulah yang kemudian prosesnya melahirkan energi listrik.

Dari sekira 30 meter kubik air misalnya, lewat teknologi SHE ini akan menghasilkan sekira 250 kilowatt sehingga cukup sebagai sumber pasokan listrik suastu desa. Dia berharap masyarakat di pedesaan bisa memanfaatkan teknologi ini karena sangat menopang go green dan mencegah kerusakan lingkungan.

Selain bahannya mudah didapat seperti air sungai atau PAM juga relatif mudah pemeliharaanya karena tidak menggunakan bahan bakar minyak. "Sama sekali tidak terdapat kandungan gas buang atau zero emisi," tegasnya lagi.

Sementara, dalam pertemuan Kongres Energi Terbarukan Dunia (Word Renewable Energi Congress /WREC) Indonesia 2011 di Nusa Dua, yang dihadiri sekira 700 delegasi dari lebih 50 negara di dunia tersebut digelar pada 17-19 Oktober.

Kegiatan yang digagas Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) bekerjasama dengan World Renewable Energy Network (WREN) yang berbasis di Inggris, merupakan ajang pertemuan para pakar dan praktisi energi terbarukan dan efesiensi energi tingkat dunia.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Kardaya Warnika mengatakan, program ini akan dirumuskan bagi industri boros listrik. Menurut dia, industri tersebut diwajibkan memasang listrik yang berasal dari energi terbarukan, misalnya energi matahari.

"Penerapan program ini selain untuk menggiatkan penggunaan energi terbarukan, juga guna memberikan dampak positif pada lingkungan," katanya. (wdi)


Sumber

0 komentar :